Minggu, 03 Juni 2012

Evaluasi Media Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan diperlukan adanya prinsip penilaian, apalagi bagi mereka yang berprofesi sebagai seorang guru. Termasuk dalam penggunaan media pembelajaran, penilaian dan evaluasi  memiliki peranan penting. Penilaian dan Evaluasi merupakan bagian integral dari seluruh  proses penggunaan media pembelajaran. Evaluasi merupakan suatu tahap yang mesti dilakukan. Evaluasi sangat penting dalam  proses penentuan  kesesuaian pembelajaran  dan belajar.
Biasanya guru membuat perencanaan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan media. Namun masih jarang guru yang memperhatikan sejauh mana tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan media tersebut dalam membantu tercapainya tujuan pembelajaran,  mengadakan upaya perbaikan ataupun secara proaktif melakukan inovasi dalam penggunaan media di kelas.
Evaluasi dan Penilaian media pembelajaran terkait erat dengan perencanan, proses dan  evaluasi kegiatan pembelajaran di kelas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam evaluasi dan penilaian media pembelajaran sebagai berikut:
  1. Apakah evaluasi dan penilaian media pembelajaran?
  2. Apakah sajakah yang dievaluasi pada media pembelajaran?
  3. Bagaimana proses dan tahap evaluasi dilakukan?
  4. Apasajakah  prinsip dan klasifikasi evaluasi?

1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran tentang evaluasi dan penilaian media pembelajaran.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Definis Penilaian dan Evaluasi Media Pembelajaran
Definisi Penilaian
Menurut Suharsimi Arikunto; menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan baik, penilaian yang bersifat kuantitatif.
Menurut Mahrens; penilaian adalah suatu pertimbangan profesional atau proses yang memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu.
Definisi Evaluasi
Menurut Norman E. Grounloud; evaluasi adalah suatu proses yang sistematik dan berkesinambungan untuk mengetahui efisiensi kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan.
Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan.
Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang.
Evaluasi merupakan bagian integral dari seluruh  proses penggunaan media pembelajaran. Evaluasi merupakan suatu tahap yang mesti dilewati/dilakukan. Ia  adalah proses penentuan  kesesuaian pembelajaran  dan belajar (Seel dan Richey, 1994: 138).
Walker dan Hess (1984: 206) mengajukan kriteria dalam evaluasi courseware yang meliputi tiga komponen utama yaitu: quality of content and goals, instructionsl quality, dan technical quality. Dari masing-masing komponen utama memiliki kriteria.
Kualitas dari isi dan tujuan (quality of content and goals) memiliki tujuh kriteria sebagai berikut:
1.         Ketepatan (accurancy),
2.         Kepentingan (importance),
3.         Kelengkapan (completeness),
4.         Keseimbangan (balance),
5.         Interest atau daya tarik
6.         Fairness atau keadilan/ kewajaran
7.         Appropriateness to user’s situation atau kelayakan untuk situasi pengguna
Kualitas pembelajaran (instructional quality) memiliki sembilan kriteria sebagai berikut
1.         Menyiapkan kelengkapan untuk belajar (provides opportunity to learn),
2.         Menyiapkan bantuan-bantuan untuk pengetahuan (provides aids to learning),
3.         Kualitas motivasi (motivational quality),
4.         Keluwesan pembelajaran (instructional flexibility),
5.         Hubungan pada program pendidikan lain-lainnya (relation to rest of educational program).
6.         Kualitas sosial dari interaksi pembelajaran (social quality of the instructional interaction),
7.         Kualitas dari pemberian tes dan penilaian (quality of testing and assessment),
8.         Pengaruh yang mungkin pada siswa (likely impact on student’s),
9.         Pengaruh yang mungkin pada guru dan mengajar (likely impact on teachers and teaching)
Kualitas teknik (technical quality) memiliki tujuh kriteria sebagai berikut:
1.         Keajekan (reliability)
2.         Kemudahan pada penggunaan (ease of use),
3.         Kualitas dari tampilan (quality of display),
4.         Kualitas dari jawaban perawatan (quality of response handling),
5.         Kualitas dari manajemen program (quality of program management),
6.         Kualitas dari dokumentasi (quality of documentation),
7.         Kualitas teknik yang lainnya secara spesifik (other technical qualities specify).

2.2. EVALUASI DAN PENILAIAN MEDIA PEMBELAJARAN
a.         APA YANG DIEVALUASI
Ada beberapa sumber yang menjelaskan tentang komponen yang dapat dievaluasi. Criswell (1989: 182) menyebutkan empat komponen yang termasuk dalam evaluasi courseware, yaitu: (1) evaluasi struktur pengajaran (evaluation of the structure of the lesson), (2) efektifitas fungsional atau latihan pengajaran (the functional or training effectiveness of the lesson), (3) pendapat pengguna (user opinions), dan (4) biaya yang berlawanan dengan efektivitas pengajaran dipertimbangkan (the dollar costs weighed against the training effectiveness of the lesson).
Evaluasi sruktur (structure evaluation) adalah sebuah penilaian pada struktur dan rupa dari suatu pembelajaran. Evaluasi struktur digunakan dalam memprediksi seperti apa baiknya courseware akan mengajar tanpa betul-betul memiliki tes untuk siswa, dan bila courseware tidak mengajar secara efektif. Evaluasi struktur digunakan untuk mengenali catatan kelemahan-kelemahan yang mungkin untuk keefektivitasan.
Evaluasi fungsional (functional evaluation) berguna untuk mengetahui seberapa baik ajaran-ajaran courseware. Di dalam evaluasi fungsional, tingkatan keterampilan siswa diukur sebelum maupun sesudah mengikuti kursus/ pembelajaran untuk menggambarkan seberapa efektivitas courseware.
Pendapat pengguna (user opinions) adalah pendapat guru dan siswa tentang courseware seharusnya dinilai. Apabila pengguna (user) tidak melakukan seperti pada courseware utau mendapati kebosanan untuk beberapa alasan, courseware tidak akan digunakan, bahan ajar yang tidak efektif ini boleh dicatat dalam memori.
Biaya dengan efektif (cost-effectiveness) adalah ukuran yang sangat penting dalam mengevaluasi CBI. Mengingat bahwa biaya untuk menentukan apabila modul courseware dihargai dengan uang. Biaya memungkinkan berlawanan dengan efektivitas sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan yang bijaksana.
b.         PROSES EVALUASI
Evaluasi (penilaian) hasil belajar peserta didik pada dasarnya merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, yang diarahkan untuk menilai kinerja peserta didik (memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar) secara berkesinambungan. Pelaksanaan penilaiaan dapat dilakukan secara langsung pada saat peserta didik melakukan aktivitas belajar, maupun secara tidak langsung melalui bukti hasil belajar sesuai dengan kriteria kinerja (performance criteria)
c.         FUNGSI EVALUASI
Fungsi evaluasi
a.         Sebagai alat seleksi
b.         Sebagai alat pengukur keberhasilan
c.         Sebagai alat penempatan
d.         Sebagai alat diagnostik
Tujuan evaluasi
         Pada fungsi evaluasi (a), bertujuan untuk mendapatkan calon siswa pilihan yang cocok dengan jurusan dan jenjang pendidikan tertentu
         Pada (b dan d), bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan
         Pada (c), bertujuan untuk menentukan pendidikan lanjutan siswa agar sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan
         Untuk menetahui taraf kesiapan siswa dalam memahami bahan pelajarannya
         Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang digunakan
         Dalam rangka promosi untuk mendapatkan bahan informasi dalam menentukan siswa untuk naik kelas, atau mengulang pada kelas yang sama
Tujuan dari evaluasi media pengajaran menurut Azhar Arsyad (2003: 174) sebagai berikut:
  • Menentukan keefektifan media pengajaran,
  • Menentukan apakah media dapat diperbaiki atau ditingkatkan,
  • Menetapkan apakah media itu cost-effektive dilihat dari hasil belajar siswa,
  • Memilih media yang sesuai untuk digunakan dalam proses belajar-mengajar,
  • Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu,
  • Menilai kemampuan guru menggunakan media,
  • Mengetahui apakah pengajaran benar-benar memberikan sumbangan terhadap hasil belajar.
  • Mengetahui sikap siswa terhadap media pengajaran.
  1. PRINSIP PENILAIAN
Ada beberap prinsip penilaian yang perlu diperhatikan:
a.         Prinsip keseluruhan (integritas); prinsip ini menghendaki bahwa suatu penilaian harus mempertimbangkan seluruh aspek yang berhubungan dengan pribadi siswa atau objek yang akan dinilai
b.         Prinsip berkesinambungan kontinuitas; menurut prinsip ini penilaian merupakan proses yang terus menerus.
c.         Prinsip kesesuaian (objektivitas); penilaian yang baik harus didasarkan atas kenyataan yang sebenarnya dan sesuai dengan kenyataan ang terdapat pada siswa.
  1. TAHAP EVALUASI
Kemp (1994: 285) membagi tahapan evaluasi menjadi tiga tahap sebagai berikut:


a.   Percobaan satu satu (one-to-one trials)
Pada tahap ini dimaksudkan untuk kesan uji coba (try-out impression) dan diberikan kepada pembelajar (learners) secara individual, dan teknik pengukurannya dengan cara observasi, survey, dan interview.
b.   Percobaan kelompok kecil (small-group trials)
Tahap evaluasi kedua ini dilakukan pada fase persiapan/versi draft, dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan dari produk, diberikan kepada kelompok kecil berjumlah 8-20 siswa, dan teknik pengukurannya menggunakan cara-cara observasi, sikap, dan performance.
 c.  Percobaan lapangan (field-trials)
Pada evaluasi tahap ketiga ini dilakukan saat produk jadi (lengkap/komplit), dimaksudkan untuk penilaian produk, diberikan kepada siswa kelas regular, dan teknik pengukuran yang utama menggunakan performance dan sikap.

e.         KLASIFIKASI EVALUASI
Tes
Pengertian test
Secara harfiah kata “test” berasal dari kata bahasa prancis kuno: testum yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan tes yang berarti ujian atau percobaan.
Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi, test adalah alat pengukur yang mempunyai standar obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Sedangkan menurut F.L. Geodenough, test adalah suatu rangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu dengan maksud untuk membandingkan kecapan antara satu dengan yang lain.
Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa test adalah cara yang dapat digunakan atau prosedur yang dapat ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian yang dapat berbetuk pemberian tugas, atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan nilai yang dapat melambangkan prestasi.
1.         Fungsi test
a.         Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini test berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu
b.         Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, karena melalui test tersebut dapatdiketahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai.
2.         Macam-macam test
a.         Menurut pelaksanaannya dalam praktek test terbagi atas:
         Tes tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan butir-butir pertanyaan dengan mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini digunakan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
         Test lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki jawaban secara lisan. Test ini juga dilakukan untuk aspek kognitif peserta didik.
         Test perbuatan (performance test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki jawaban dalam bentuk perbuatan. Test ini digunakan untuk menilai aspek psikomotor/ keterampilan peserta didik.
b.         Menurut fungsinya test terbagi atas:
         Tes formatif (formative test), yaitu test yang dilaksanakan setelah selesainya satu pokok bahasan. Test ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya satu pokok bahasan. Tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah diketahui hasil test formatif peserta didik adalah:
           Jika materi yang ditestkan itu telah dikuasai, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru.
           Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik, maka sebelum melanjutkan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan kembali bagian-bagian yang belum di kuasai. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik
         Tes sumatif (summative test), yaitu test yang diberikan setelah sekumpulan satuan program pembelajaran selesai diberikan. Disekolah test ini dikenal sebagai ulangan umum.
         Test diagnostik (Diagnostic test), yaitu test yang dilakukan untuk menentukan secara tepat, jenis kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
c.         Menurut waktu diberikannya test terbagi atas:
         Pra test (pre test), yaitu test yang diberikan sebelum proses pembelajaran. Test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jenis-jenis pra test antara lain:
a.         Test persyaratan (Test of entering behavior), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang menjadi syarat guna memasuki suatu kegiatan tertentu.
b.         Input test (test of input competence), yaitu test yang digunakan menentukan kegiatan belajar yang relevan, berhubungan dengan kemampuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta didik.
         Test akhir (Post test), yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat penguasaan materi) peserta didik. Biasanya test ini berisi pertanyaan yang sama dengan pra test.
d.         Menurut kebutuhannya, macam test antara lain:
         Psycho test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau hidup kejiwaan seseorang (peserta didik).
         IQ test, yaitu test kecerdasan. Test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang (peserta didik).
         Test kemampuan (aptitude test), yaitu test bakat. Test ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang.
e.         Menurut jenisnya tes terbagi menjadi:
         Test standar, yaitu test yang sudah dibakukan setelah mengalami beberapa kali uji coba (try out) dan memenuhi syarat test yang baik.
         Test buatan guru, yaitu test yang dibuat oleh guru.
f.          Menurut jenis waktu yang disediakan test terdiri atas:
         Power test, yakni test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test tidak dibatasi.
         Speed test, yaitu test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test dibatasi.
         Ranah kognitif (kemampuan intelek) ; meliputi :
           Mengenal atau mengingat kembali
           Pemahaman
           Penerapan atau aplikasi
           Perincian atau analisis
           Pemanduan atau sintesis
           Evaluasi
         Ranah afektif ; berhubungan dengan pandangan siswa
         Ranah psikomotorik ; berhubungan dengan kerja otot atau keterampilan, meliputi :
           Persepsi
           Kesediaan bertindak
           Menirukan dan mencoba
           Gerak mekanik
           Gerak kompleks
         Standar penilaian ; terdiri dari :
-            Standar mutlak atau standar absolute (seperti yang dilakukan pada system belajar
tuntas)
-           Standar relative (tergantung pada guru)
Kriteria Tes yang Baik
         Validitas (Ketepatan); Suatu alat pengukur dapat dikatakan alat pengukur yang valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
         Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada kesepatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda, atau pada kondisi pengujian yang berbeda
         Objektivitas; Suatu tes dikatakan obyektif jika tes tersebut diajukan kepada beberapa penilai, tetapi memberikan skor yang sama, untuk disiapkan kunci jawaban (scorring key).
         Memiliki discrimination power (daya pembeda); Tes yang dikatakan baik apabila mampu membedakan anak yang pandai dan anak yang bodoh.
         Mencakup ruang lingkup (scope) yang sangat luas dan menyeluruh; Tes yang baik harus memiliki komphrehensi veenes, ini akan menyisihkan siswa yang berspekulasi dalam menempuh tes.
         Praktis; mencakup :
           Mudah dipakai/ diperiksa
           Hemat biaya
           Mudah diadministrasikan
           Tidak menyulitkan guru dan sekolah.
Jenis-jenis validitas
         Validitas ramalan (Predictive validity); artinya ketepatan (kejituan) dari suatu alat pengukur ditinjau dari kemampuan tes tersebut untuk meramalkan prestasi yang dicapainya kemudian.
         Validitas bandingan (Concurent-validity); artinya kejituan daripada suatu tes dilihat dari korelasinya terhadap kecakapan yang telah dimiliki saat kini secara riil.
         Validitas isi (Content validity); artinya kejituan daripada suatu tes ditinjau dari isi tes tersebut (representative).
         Validitas susunan (Construct Validity); artinya kejituan daripada suatu tes ditinjau dari susunan tes tersebut.
Tingkat kesahihan dan keterandalan evaluasi ditentukan oleh :
         Keadaan objek yang dievaluasi. Misalnya sasaran didik sedang dalam keadaan sedih dan senang, maka kalau orang tersebut dites, ia akan memberikan respon yang berbeda terhadap suatu tes atau ujian yang sama.
         Alat pengukur. Alat yang kurang baik, misalnya penggaris yang melengkung, timbangan yang tidak pernah ditar dan sebagainya
         Situasi pengukuran. Situasi yang akrab akan menghasilkan data yang berbeda dengan situasi yang tegang. Misalnya pada waktu evaluasi dilakukan, kelas ditunggu oleh Menteri hasilnya akan lain apabila ditunggu oleh muridnya.
         Penyelenggaraan evaluasi. Evaluasi yang diselenggarakan secara tertib akan menghasilkan data yang berbeda dengan yang diselenggarakan secara kacau.
Macam-macam Tes Objektif
Bentuk Tes Benar Salah (True False)
Bentuk tes benar salah memiliki soal yang berupa statemen. Statemen tersebut dapat disusun sedemikian rupa, ada yang benar dan ada yang salah.
a.         Kelebihan Tes Benar Salah
           Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak memakan tempat yang banyak
           Mudah dalam penyusunannya
           Petunjuk mengerjakannya mudah dimengerti
           Dapat digunakan berkali-kali
           Objektif

b.         Kelemahan Tes Benar Salah
           Mudah ditebak
           Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan kemungkinan benar atau salah
           Hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan pengenalan kembali
c.         Petunjuk Penyusunan
          Hindari kalimat negatif, yakni kalimat yang mengandung kata “tidak” atau “bukan”
          Pernyataan harus disusun sedemikian rupa sehingga siswa yang memiliki pengertian samar-samar dapat terkecoh dalam menjawabnya
          Dalam menyusun keseluruhan tes, diharapkan item yang mengandung “salah sedikit” cukup banyak
d.         Cara Melakukan Pen-skor-an Tes Benar Salah
           Dengan Denda
Menggunakan rumus :
Skor = Jumlah jawaban benar – Jumlah jawaban Salah
e.         Tanpa Denda
Menggunakan rumus : Skor = Jumlah jawaban yang benar
Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)
Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan yang belum lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban benar yang telah disiapkan.
a.         Pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan)
Bentuk ini merupakan suatu kalimat pernyataan yang belum lengkap dan diikuti empat atau lima kemungkinan jawaban yang tepat dan melengkapi pernyataan tersebut.
b.         Hubungan antar hal (Sebab akibat)
Bentuk tes ini terdiri dari dua kalimat : satu kalimat pernyataan dan satu kalimat alasan. Ditanyakan apakah pernyataan memiliki hubungan sebab akibat atau tidak dengan alasan.
c.         Analisa Kasus
Bentuk tes analisa kasus ini menghadapkan peserta pada satu masalah.
d.         Membaca Diagram, atau tabel
Bentuk soal ini mirip dengan bentuk pilihan ganda biasa, hanya saja disertai dengan tabel.
e.         Asosiasi pilihan ganda
Bentuk soal ini sama dengan bentuk soal melengkapi pilihan, yakni suatu pernyataan yang tidak lengkap yang diikuti dengan beberapa kemungkinan, hanya perbedaan pada bentuk asosiasi pilihan ganda kemungkinan jawaban bisa lebih dari satu, sedangkan melengkapi pilihan hanya satu yang paling tepat. Petunjuk :
Pilih A jika (1), (2) dan (3) benar
Pilih B jika (1) dan (3) benar
Pilih C jika (2) dan (4) benar
Pilih D jika hanya (4) yang benar
Pilih E jika semuanya benar
Saran Pembuatan Soal Pilihan Ganda
a) Pernyataan dan pilihan merupakan suatu rangkaian kalimat
b) Hindari pilihan yang tidak ada kaitannya satu sama lain
c) Buat pilihan yang mirip dengan jawaban kunci
d) Letak kunci jawaban sebaiknya tidak selalu berada pada tempat (poin) yang sama
e) Hindari kaitan antara satu soal dengan soal lainnya
Cara Memberikan Skor
a) Tanpa Denda
Skor = Banyaknya jawaban yang benar
b) Dengan Denda
Menjodohkan (Matching Test)
Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap pertanyaan mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya. Siswa ditugaskan untuk memasangkan atau mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan mempunyai jawaban yang benar.
a.         Saran Penulisan
           Banyaknya jawaban di sebelah kanan lebih dari jawaban di sebelah kiri
           Lebihnya jawaban hendaknya menunjukkan jawaban yang salah
           Materinya setiap sisi baiknya mengenai satu pokok bahasan saja
           Pisahkan menjadi dua kolom, kolom pertama memuat jawaban, nomor soal dan pertanyaan. Sedangkan kolom kedua memuat kode dan pilihan jawaban.
b.         Cara Memberikan Skor
Penskoran pada tes menjodohkan tidak diberikan denda terhadap jawaban yang salah
Skor = Jumlah jawaban benar
Tes Isian (Complementary Test)
Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian yang dihilangkan ini yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang diminta agar pernyataan yang dibuat menjadi pernyataan yang benar.
Cara Memberikan Skor
Pada tes ini sulit dilakukan tebakan, sehingga tidak diperlukan denda terhadap jawaban yang salah. Maka rumus yang digunakan adalah :
Skor = Jumlah jawaban benar
Tes Objektif
Bentuk Tes Objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif.
Kelebihan Tes Objektif
           ebih mewakili isi dan mencakup materi yang luas
           Lebih mudah dan cepat karena pemeriksaannya menggunakan kunci
           Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain
           Dapat digunakan untuk menilai kelompok yang besar
           Menghindari kemungkinan siswa berspekulasi dalam mempelajari bahan pelajaran
           Tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi
Kelemahan Tes Objektif
           Penyusunan tes sukar dan memerlukan waktu yang cukup banyak
           Memberi peluang kepada siswa untuk memberikan jawaban yang bersifat coba-coba (untung-untungan)
           Kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk menyatakan kemampuan ilmiahnya
           Sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi
           Kerjasama antar siswa dalam mengerjakan soal lebih terbuka
           Menggunakan bahan (kertas) yang lebih banyak
Tes Uraian dan cara pembuatannya
Tes Uraian atau Subjective Test (Essay Test)Tes uraian ialah tes yang disajikan dalam bentuk uraian, yang mengharapkan jawaban dalam bentuk uraian pula. Biasanya untuk mengukur kemampuan anak dalam menjabarkan, memadukan, dan menilai aspek kognitif di samping kemampuan lainnya.
Kelebihan Tes Uraian
           Mudah disiapkan dan disusun
           Siswa tidak mudah berspekulasi
           Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusunnya dalam kalimat yang baik
           Untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami dan menguasai materi
           Ekonomis, sebab dapat menggunakan kertas yang sedikit

Kelemahan Tes Uraian
           Kadar validitas dan reliabilitas rendah
           Scope yang dinilai sempit
           Pemeriksaan yang sulit dan subjektif
           Hanya dapat diperiksa oleh guru yang bersangkutan
Petunjuk Penyusunan Tes Uraian
           Hendaknya tes meliputi ide-ide pokok bahan yang akan dites-kan
           Soal tidak sama persis dengan contoh yang ada pada catatan
           Pada waktu menyusun soal, hendaknya juga dibuatkan kunci jawaban
           Pertanyaan menggunakan kata tanya yang bervariasi
           Hendaknya rumus yang digunakan dalam menjawab soal jelas dan mudah dipahami
           Hendaknya ditegaskan model jawaban yang dikehendaki oleh pembuat, untuk itu harus spesifik dan tidak terlalu umum
Cara Melakukan Pen-skor-an Tes Uraian
-                  Perhatikan petunjuk penyusunan soal, untuk menentukan skor jawaban sebaiknya digunakan kriteria yang akan digunakan.
-                  Setiap jawaban soal hendaknya diklasifikasi dalam 4 atau 5 tingkatan, dengan skor 0, 1, 2, 3, 4 atau dengan huruf A, B, C, D dan E.
-                  Tiap nomor soal seharusnya ditentukan bobot masing-masing
-                  Skor mentah yang diperoleh ditransfer ke nilai 1 – 10 atau 1 – 100
-                  Contoh : Apakah yang dimaksud dengan titik fokus pada elips
BAB III
PENUTUP DAN KESIMPULAN

Penilain dan evaluasi merupakan bagian integral dari seluruh  proses penggunaan media pembelajaran. Evaluasi merupakan suatu tahap yang mesti dilakukan. Penilaian dan evaluasi merupakan  proses penentuan  kesesuaian pembelajaran  dan belajar.
Adapun tujuan dari evaluasi media pengajaran sebagai berikut:  menentukan keefektifan media pengajaran, menentukan apakah media dapat diperbaiki atau ditingkatkan, menetapkan apakah media itu cost-effektive dilihat dari hasil belajar siswa, memilih media yang sesuai untuk digunakan dalam proses belajar-mengajar, menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu, menilai kemampuan guru menggunakan media, dan mengetahui apakah pengajaran benar-benar memberikan sumbangan terhadap hasil belajar serta mengetahui sikap siswa terhadap media pengajaran.
Beberapa komponen penting dalam evaluasi media pembelajaran antara lain: (1) evaluasi struktur pengajaran (evaluation of the structure of the lesson), (2) efektifitas fungsional atau latihan pengajaran (the functional or training effectiveness of the lesson), (3) pendapat pengguna (user opinions), dan (4) biaya yang berlawanan dengan efektivitas pengajaran dipertimbangkan (the dollar costs weighed against the training effectiveness of the lesson).
Pada prakteknya penilaian dan evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat ukur dengan memperhatikan beberapa prinsip penilaian yaitu : Prinsip keseluruhan (integritas); dimana penilaian harus mempertimbangkan seluruh aspek yang berhubungan dengan pribadi siswa atau objek yang akan dinilai, Prinsip berkesinambungan kontinuitas; penilaian merupakan proses yang terus menerus, Prinsip kesesuaian (objektivitas); didasarkan atas kenyataan yang sebenarnya dan sesuai dengan kenyataan yang terdapat pada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad. (2000). Media pengajaran . Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Criswell, Eleanor L. (1989) The design of computer-based instruction, New York: Macmillan Publishing Company.
http://desainwebsite.net/pendidikan/penilaian-dan-evaluasi-pembelajaran#ixzz1pM0Wjlsc
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2248617-pengertian-evaluasi-pembelajaran/#ixzz1pM1G2X3p
Kemp, Jerrold E. (1994). Proses perancangan pengajaran (Terjemahan Asril Marjohan). New York: Harper & Row, Publishers, Inc. (Buku asli diterbitkan tahun 1985).
Walker, Decker F. & Hess, Robert D. (1984). Evaluation in courseware development. Dalam Walker , Decker F. & Hess, Robert D., Instructional software: Principle and prespectives for desaign and use (pp 204-215). California: Wadsworth, Inc.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar