Rabu, 20 Juni 2012

Tugas Individu Pengembangan Sumber Belajar


Makalah
Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran
Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah Pengembangan Sumber Belajar
Dosen Pengampu : Dosen : DR.Samsudin, M.Pd
Dikumpulkan : 16 Juni 2012


 
















Nama Mahasiswi :
Sri Kartini(NIM :5520110019)
Program Magister Teknologi Pendidikan
Universitas Islam Assyafi’iyah
Jakarta
2012





PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN

BAB  I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Inovasi di Indonesia sudah cukup berkembang. Dalam bentuk sistem pendidikan, inovasi dan teknologi pada tataran ini menjangkau area kebijakan penyelenggaraan proses pendidikan.  Di Indonesia juga mulai menerapkan Inovasi dan teknologi pada konsep pendidikan dan konsep belajar. Inovasi dan teknologi pada tataran ini menjangkau area konseptual pendidikan, misalnya konsep pendidikan yang membebaskan yang diungkapkan oleh Paul Freire, konsep Quantum Learning (Potter dan Hernacki, 2001), Accelerated Learning, dan sebagaimya.
Penerapan inovasi yang dilakukan adalah elaborasi hasil teknologi sebagai media belajar di sekolah, misalnya Computer Assisted Instruction (CAI), alat-alat canggih berupa audio visual, alat-alat permainan edukatif atau media cetak berupa buku-buku, serta pengadaan alat-alat laboratorium yang berkualitas.
Kemajuan di bidang teknologi pendidikan (educational technology), maupun teknologi pembelajaran (instructional technology) menuntut digunakannya berbagai media pembelajaran (instructional media) serta peralatan-peralatan yang semakin canggih (sophisticated). Melalui memanfaatkan teknologi multimedia, dalam batas-batas tertentu akan dapat memperbesar kemungkinan siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan ketercapaian kompetensi
Sementara itu realitas yang ada dan terjadi terjadi di lapangan, ada kesan bahwa kemampuan guru masih rendah. Sebagian besar dari mereka masih berpredikat sebagai pelaksana kurikulum, bahkan di antara kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan lebih bersifat rutinitas. Guru belum siap menghadapi berbagai perubahan, di samping terbatasnya akses pada materi pembelajaran mutakhir. Motivasi dan kesiapan belajar peserta didik juga rendah. Kurangnya waktu belajar, lingkup materi yang sangat luas, serta laju/akselerasi perubahan (change) di bidang ilmu, teknologi dan seni berjalan begitu cepat. Realitas di lapangan yang menunjukkan adanya keterbatasan media pembelajaran baik jenis maupun jumlahnya, serta kemampuan guru memanfaatkan media masih kurang. Suasana kelas kurang memotivasi peserta didik melakukan kegiatan belajar. Demikian juga interaksi pembelajaran belum optimal.
Kemampuan guru masih sangat perlu untuk senantiasa ditingkatkan kualitasnya, terutama jika dikaitkan dengan tuntutan tugas guru di era globaliasi saat ini yang ditandai oleh semakin meluasnya penggunaan teknologi multimedia. Permasalahan yang harus segera dipecahkan adalah: bagaimana upaya meningkatkan kualitas pembelajaran geografi melalui pemanfaatan teknologi multimedia Jika para guru mampu memanfaatkan, lebih-lebih mengembangkan pembelajaran yang berbasis teknologi multimedia maka dipastikan mutu pembelajaran akan meningkat lebih baik, terutama jika dikaitkan dengan era saat ini yang dicirikan oleh teknologi informasi. Dengan demikian, para guru lebih memiliki kompetensi mengajar sesuai tuntutan era teknologi informasi dan mendukung optimalisasi pembelajaran.

1.2    Rumusan Masalah
Apa manfaat penggunaan Multimedia dalam pembelajaran

1.3    Tujuan Penyusunan
Mendeskripsikan manfaat  Penggunaan Multimedia dalam pembelajaran

1.4    Metode Penyusunan
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode penelusuran internet yang berhubungan dengan materi







BAB II
KAJIAN TEORI

2.1    Pengertian Multimedia
Istilah media yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. AECT (1979;21) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi. Sedang Olson (1974:12) mendefinisikan medium sebagai teknologi untuk menyajika, merekam,membagi, dan mendistribusikan simbol dengan melalui rangsangan indra tertentu disertai penstrukturan informasi.
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis,gambar,foto, audio, video, dan animasi secara terintregrasi. multimedia terbagi menjadi dua kategori yaitu :
1.    Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang  dapat dioprasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan),contohnya: TV dan film.
2.    Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioprasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. contoh multimedia interaktif adalah multimedia pembelajarn interaktif, aplikasi game, dll.
3.      Heinich, dkk (1982) mengartikan istilah media sebagai “the term refer to anything that carries information between a source and a receiver”. Sementara media pembelajaran dimaknai sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar. Batasan tersebut terungkap antara lain dari pendapat-pendapat para ahli seperti Wilbur Schramm (1971), Gagne dan Briggs (1970). Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa setidaknya mereka sependapat bahwa: (a) media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, dan (b) bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan (c) bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.
Konsep teknologi multimedia (TM) bukan sekadar penggunaan media secara majemuk untuk pencapaian kompetensi tertentu, namun mencakup pengertian perlunya integrasi berbagai jenis media yang digunakan dalam suatu penyajian yang tersusun secara baik (sistemik dan sistematik). Masing-masing media dalam teknologi multimedia ini dirancang untuk saling melengkapi sehingga secara keseluruhan media yang digunakan akan menjadi lebih besar peranannya dari pada sekedar penjumlahan dari masing-masing media. Dengan demikian teknologi multimedia yang dimaksud dalam tulisan ini tidak semata-mata penggunaan berbagai media secara bersamaan, namun mensyaratkan atau identik dengan teknologi multimedia yang berbasis komputer, interaktif dan pembelajaran mandiri. Dengan TM yang berbasis komputer juga terkandung sifat interaktif antara siswa dengan media secara individual. Maka konsep teknologi multimedia selalu berkonotasi atau identik dengan media pembelajaran yang berbasis computer, interaktif dan mandiri.
Bentuk-bentuk teknologi multimedia yang banyak digunakan di kelas/sekolah adalah kombinasi multimedia dalam bentuk satu kit (perangkat) yang disatukan. Satu perangkat (kit) multimedia adalah gabungan bahan-bahan pembelajaran yang meliputi lebih dari satu jenis media dan disusun atau digabungkan berdasarkan atas satu topik tertentu. Perangkat (kit) ini dapat mencakup slide, film, suara, gambar diam, grafik, peta, buku, chart, dan lain-lain menjadi satu model. Misalnya: CD pembelajaran atau CD interaktif.
Sejumlah karakteristik yang menonjol dari TM di antaranya adalah: (1) small steps, (2) active responding, dan (3) immediate feedback. (Burke, dalam Pramono, 1996:19). Sementara Elida dan Nugroho (2003:111) yang mengutip Roblyer dan Hanafin mengidentifikasi adanya 12 karakteristik TM yaitu: (1) dirancang berdasarkan kompetensi/tujuan pembelajaran, (2) dirancang sesuai dengan karakteristik pebelajar, (3) memaksimalkan interaksi, (4) bersifat individual,(5) memadukan berbagai jenis media, (6) mendekati pebelajar secara positif, (7) menyiapkan bermacam-macam umpan balik, (8) cocok dengan lingkungan pembelajaran, (9) menilai penampilan secara patut, (10) menggunakan sumber-sumber komputer secara maksimal, (11) dirancang berdasarkan prinsip desain pembelajaran, (12) seluruh program sudah dievaluasi.
Dengan melihat sejumlah karakteristiknya, maka TM memiliki sejumlah manfaat di antaranya: (1) mengatasi kelemahan pada pembelajaran kelompok maupun individual, (2) membantu menjadikan gambar atau contoh yang sulit didapatkan di lingkungan sekolah menjadi lebih konkrit, (3) memungkinkan pengulangan sampai berkali-kali tanpa rasa malu bagi yang berbuat salah, (4) mendukung pembelajaran individual, (5) lebih mengenal dan terbiasa dengan komputer, (6) merupakan media pembelajaran yang efektif, (7) menciptakan pembelajaran yang “enjoyment” atau “joyful learning”.

2.2    Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan  terjadinya proses belajar hal ini di tegaskan oleh Yusufhadi Miarso (1985) dalam bukunya Menyemai Benih-Benih Teknologi memberikan batasan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Batasan yang sederhana ini memiliki arti yang sangat luas dan mendalam, mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran.
Istilah pembelajaran digunakan untuk menunjukan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta yang pelaksanaanya terkendali.Perlu ditegaskan bahwa dalam proses pendidikan sering kali seseorang belajar tanpa sengaja, tanpa tahu tujuannya terlebih dahulu, dan tidak selalu terkendalikan baik dalam artian isi, waktu, proses maupun hasilnya, namun kedua istilah itu –pendidikan dan pembelajaran- dipakai secara bergantian (Yusuf hadi Miarso 2009:4)



BAB III
PEMBAHASAN

Yusufhadi Miarso 2009:4 dalam bukunya Menyemai Benih-Benih Teknologi Pendidikn mengatakan “Berbagai kajian teoritik maupun empirik menunjukan kegunaan media dalam pembelajaran sebagai berikut :
3.1 Kegunaan Media dalam Pembelajaran
a.  Mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak, sehingga otak bisa berfungsi secara optimal
b.  Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik
c.  Dapat melampaui batas ruang kelas
d.  Memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya
e.  Menghasilkan  keseragaman pengamatan
f.  Membangkitkan keinginan dan minat baru
g.  Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar
h.  Memberikan pengalaman yang i tegral/menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun yang abstrak.
i.  Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri
j.  Meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new literac)
k.  Mampu meningkatkan efek sosial dengan menginkatnya kesadaran duni sekitar
l.  Dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri

3.2 Pedoman Umum Penggunaan Media dalam Proses Pembelajaran
a. Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, masing-masing media mempunyai kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu pemanfaatan kombinasi dua atau lebih media akan lebih mampu membantu tercapainya tujuan pembelajaran
b. Didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. dengan demikian pemanfaatan media harus menjadi bagian integral dari penyajian pelajaran
c. Mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristikmateri pelajaran yang disajikan
d.  Mnyesuaikan dengan bentuk kegiatan pembelajaran
e.  Disertai persiapan yang cukup
f. Peserta didik perlu disiapkan terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran
g.  Melibatkan partisipasi aktif peserta

3.3 Taksonomi Media untuk Pembelajaran
Menurut Haney dan Ulmer ada tiga kategori uama berbagai bentuk media pembelajaran itu : 1. Media yang mampu menyajikan informasi, karena itu disebut dengan Media Penyaji, 2. Media yang mengandung informasi dan disebut media obyek, 3 media yang memungkinkan untuk berinteraksi dan itu disebut media interaktif.
Taksonomi itu dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
Media Penyaji
Kelompok satu : Grafis, Bahan cetak dan gambar diam contoh : Poster-poster dan buku-buku cetak
Kelompok dua : Media proyeksi diam contohnya : Slides (film bingkai), Filmstrip (Film rangkai), Opaque projector ( Proyektor pantul)
Kelompok tiga : Media audio
Kelompok Empat : Audio ditambah Media Visual Diam
Kelompok lima : Gambar hidup (film)
Kelompo enam : Televisi
Kelompo tujuh : Multimedia
Media Objek
Media objek adalah benda tiga dimensi yang mengandung informasi, tidak dalam bentuk penyajian tetapi melalui ciri-ciri fisik dengan dua katagori : objek yang sebenarnya (objek alami dan objek pengganti)  dan objek pengganti dikenal dengan reflika, model atau benda tiruan.
Media Interaktif
Karakteristik kelompok ini adalah peserta didik tidak disuruh memperhatikan penyajian atau objek, tetapi dipaksa untuk berinteraksi selama mengikuti pelajaran



BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih yang terdiri dari teks, grafis, gambar, audio, video, dan animasi secara terintegrasi. multimedia terbagi menjadi dua kategori yaitu : multimedia linier dan multimedia interaktif.Penggunaan teknologi multimedia yang menekankan kepada unsur pembelajaran interaktif telah membawa persepsi baru dalam era penggunaa komputer dalam bidang pendidikan. Multimedia terdiri dari beberapa objek, teks, grafik, dan image, bunyi, dan video.
Multimedia mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media lain. Keistimewaan tersebut adalah :Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan timbal balik, artinya Multimedia memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menentukan topik proses belajar dan multimedia memberikan kemudahan kontrol yang sistematik dalam proses belajar.
secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.

4.2  Saran
Semua stikholder dan user pendidikan harus memahami dan mampu menguasai multimedia saat Multimedia dijadikan sebagai Pembelajaran yang integral dan modern

Daftar Pustaka
AECT (1977). The definition of educational technology, Washington DC: AECT, (Edisi Bahasa Indonsia dengan judul: Definisi Teknologi Pendidikan, Seri Pustaka teknologi Pendidikan No. 7, 1994). Jakarta: PAU-UT & PT Rajawali.
Brown, James W., Richard B. Lewis, Fred F. Harcleroad, AV (1977) Intruction : Technology, media, and methods, New York : Mc Graw-Hill Book Company.
Criswell, Eleanor L. (1989). The design of computer-based instruction, New York: Macmillan Publishing Company.
Dale, Edgar, (1969) Audio visual methods in teaching, New York: Holt, Rinehart and Winston Inc. The Dryden Press.
Elida, T. & W. Nugroho (2003). Pengembangan computer assisted instruction (CAI) pada Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer, Jurnal teknologi pendidikan, Vol. 5 no. 1. ISSN 1441-2744.
Gagne, Robert M. and Leslie J Briggs (1979). Principles of instructional design. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Haggett, Peter (1972). Geography: A modern synthesis. New York: Harper and Row.
Heinich, Robert, Michael Molenda, James D. Russel, (1982) Instructional media: and the new technology of instruction, New York: Jonh Wily and Sons.
Jusufhadi Miarso, dkk., (1984) Teknologi komukikasi pendidikan: Pengertian dan penerapannya di Indonesia. Jakarta: Pustekkom Dikbut dan CV Rajawali.
Kemp, Jerrold E., Gery Morrison and Stevent M. Ross (1994). Designing efective instruction. New York: Mc Millan College Publishing Company, Inc.
Depdiknas (2006). Permendiknas no.22 tentang: Standar Isi
Trini Prastati dan Prasetya Irawan (2001) Media sederhana.Jakarta: PA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar