Makalah
Penggunaan
Multimedia dalam Pembelajaran
Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah Pengembangan Sumber Belajar
Dosen Pengampu : Dosen : DR.Samsudin, M.Pd
Dikumpulkan : 16 Juni 2012
Nama Mahasiswi :
Sri Kartini(NIM :5520110019)
Program Magister Teknologi Pendidikan
Universitas Islam Assyafi’iyah
Jakarta
2012
PENGGUNAAN
MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inovasi
di Indonesia sudah cukup berkembang. Dalam bentuk sistem pendidikan, inovasi
dan teknologi pada tataran ini menjangkau area kebijakan penyelenggaraan proses
pendidikan. Di Indonesia juga mulai
menerapkan Inovasi dan teknologi pada konsep pendidikan dan konsep belajar.
Inovasi dan teknologi pada tataran ini menjangkau area konseptual pendidikan,
misalnya konsep pendidikan yang membebaskan yang diungkapkan oleh Paul Freire,
konsep Quantum Learning (Potter dan Hernacki, 2001), Accelerated Learning, dan
sebagaimya.
Penerapan
inovasi yang dilakukan adalah elaborasi hasil teknologi sebagai media belajar
di sekolah, misalnya Computer Assisted Instruction (CAI), alat-alat canggih
berupa audio visual, alat-alat permainan edukatif atau media cetak berupa
buku-buku, serta pengadaan alat-alat laboratorium yang berkualitas.
Kemajuan di bidang
teknologi pendidikan (educational technology), maupun teknologi pembelajaran
(instructional technology) menuntut digunakannya berbagai media pembelajaran
(instructional media) serta peralatan-peralatan yang semakin canggih
(sophisticated). Melalui memanfaatkan teknologi multimedia, dalam batas-batas
tertentu akan dapat memperbesar kemungkinan siswa untuk belajar lebih banyak,
mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam rangka meningkatkan ketercapaian kompetensi
Sementara itu realitas
yang ada dan terjadi terjadi di lapangan, ada kesan bahwa kemampuan guru masih
rendah. Sebagian besar dari mereka masih berpredikat sebagai pelaksana
kurikulum, bahkan di antara kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan lebih
bersifat rutinitas. Guru belum siap menghadapi berbagai perubahan, di samping
terbatasnya akses pada materi pembelajaran mutakhir. Motivasi dan kesiapan
belajar peserta didik juga rendah. Kurangnya waktu belajar, lingkup materi yang
sangat luas, serta laju/akselerasi perubahan (change) di bidang ilmu, teknologi
dan seni berjalan begitu cepat. Realitas di lapangan yang menunjukkan adanya
keterbatasan media pembelajaran baik jenis maupun jumlahnya, serta kemampuan
guru memanfaatkan media masih kurang. Suasana kelas kurang memotivasi peserta
didik melakukan kegiatan belajar. Demikian juga interaksi pembelajaran belum
optimal.
Kemampuan guru masih
sangat perlu untuk senantiasa ditingkatkan kualitasnya, terutama jika dikaitkan
dengan tuntutan tugas guru di era globaliasi saat ini yang ditandai oleh
semakin meluasnya penggunaan teknologi multimedia. Permasalahan yang harus
segera dipecahkan adalah: bagaimana upaya meningkatkan kualitas pembelajaran
geografi melalui pemanfaatan teknologi multimedia Jika para guru mampu
memanfaatkan, lebih-lebih mengembangkan pembelajaran yang berbasis teknologi
multimedia maka dipastikan mutu pembelajaran akan meningkat lebih baik, terutama
jika dikaitkan dengan era saat ini yang dicirikan oleh teknologi informasi.
Dengan demikian, para guru lebih memiliki kompetensi mengajar sesuai tuntutan
era teknologi informasi dan mendukung optimalisasi pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Apa manfaat penggunaan Multimedia
dalam pembelajaran
1.3 Tujuan Penyusunan
Mendeskripsikan
manfaat Penggunaan Multimedia dalam
pembelajaran
1.4 Metode Penyusunan
Dalam penyusunan
makalah ini penulis menggunakan metode penelusuran internet yang berhubungan
dengan materi
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1 Pengertian Multimedia
Istilah media yang
merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. AECT (1979;21) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran
untuk proses transmisi informasi. Sedang Olson (1974:12) mendefinisikan medium
sebagai teknologi untuk menyajika, merekam,membagi, dan mendistribusikan simbol
dengan melalui rangsangan indra tertentu disertai penstrukturan informasi.
Multimedia adalah media
yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks,
grafis,gambar,foto, audio, video, dan animasi secara terintregrasi. multimedia
terbagi menjadi dua kategori yaitu :
1. Multimedia linier adalah suatu multimedia
yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioprasikan oleh pengguna. Multimedia
ini berjalan sekuensial (berurutan),contohnya: TV dan film.
2. Multimedia interaktif adalah suatu
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioprasikan oleh
pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya. contoh multimedia interaktif adalah multimedia pembelajarn
interaktif, aplikasi game, dll.
3. Heinich, dkk (1982) mengartikan istilah
media sebagai “the term refer to anything that carries information between a
source and a receiver”. Sementara media pembelajaran dimaknai sebagai wahana
penyalur pesan atau informasi belajar. Batasan tersebut terungkap antara lain
dari pendapat-pendapat para ahli seperti Wilbur Schramm (1971), Gagne dan
Briggs (1970). Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
setidaknya mereka sependapat bahwa: (a) media merupakan wadah dari pesan yang
oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima
pesan tersebut, dan (b) bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan
pembelajaran, dan (c) bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses
belajar.
Konsep teknologi
multimedia (TM) bukan sekadar penggunaan media secara majemuk untuk pencapaian
kompetensi tertentu, namun mencakup pengertian perlunya integrasi berbagai
jenis media yang digunakan dalam suatu penyajian yang tersusun secara baik
(sistemik dan sistematik). Masing-masing media dalam teknologi multimedia ini
dirancang untuk saling melengkapi sehingga secara keseluruhan media yang digunakan
akan menjadi lebih besar peranannya dari pada sekedar penjumlahan dari
masing-masing media. Dengan demikian teknologi multimedia yang dimaksud dalam
tulisan ini tidak semata-mata penggunaan berbagai media secara bersamaan, namun
mensyaratkan atau identik dengan teknologi multimedia yang berbasis komputer,
interaktif dan pembelajaran mandiri. Dengan TM yang berbasis komputer juga
terkandung sifat interaktif antara siswa dengan media secara individual. Maka
konsep teknologi multimedia selalu berkonotasi atau identik dengan media
pembelajaran yang berbasis computer, interaktif dan mandiri.
Bentuk-bentuk teknologi
multimedia yang banyak digunakan di kelas/sekolah adalah kombinasi multimedia
dalam bentuk satu kit (perangkat) yang disatukan. Satu perangkat (kit)
multimedia adalah gabungan bahan-bahan pembelajaran yang meliputi lebih dari
satu jenis media dan disusun atau digabungkan berdasarkan atas satu topik
tertentu. Perangkat (kit) ini dapat mencakup slide, film, suara, gambar diam,
grafik, peta, buku, chart, dan lain-lain menjadi satu model. Misalnya: CD
pembelajaran atau CD interaktif.
Sejumlah karakteristik
yang menonjol dari TM di antaranya adalah: (1) small steps, (2) active
responding, dan (3) immediate feedback. (Burke, dalam Pramono, 1996:19). Sementara
Elida dan Nugroho (2003:111) yang mengutip Roblyer dan Hanafin mengidentifikasi
adanya 12 karakteristik TM yaitu: (1) dirancang berdasarkan kompetensi/tujuan
pembelajaran, (2) dirancang sesuai dengan karakteristik pebelajar, (3)
memaksimalkan interaksi, (4) bersifat individual,(5) memadukan berbagai jenis
media, (6) mendekati pebelajar secara positif, (7) menyiapkan bermacam-macam
umpan balik, (8) cocok dengan lingkungan pembelajaran, (9) menilai penampilan
secara patut, (10) menggunakan sumber-sumber komputer secara maksimal, (11)
dirancang berdasarkan prinsip desain pembelajaran, (12) seluruh program sudah
dievaluasi.
Dengan melihat sejumlah
karakteristiknya, maka TM memiliki sejumlah manfaat di antaranya: (1) mengatasi
kelemahan pada pembelajaran kelompok maupun individual, (2) membantu menjadikan
gambar atau contoh yang sulit didapatkan di lingkungan sekolah menjadi lebih
konkrit, (3) memungkinkan pengulangan sampai berkali-kali tanpa rasa malu bagi
yang berbuat salah, (4) mendukung pembelajaran individual, (5) lebih mengenal
dan terbiasa dengan komputer, (6) merupakan media pembelajaran yang efektif,
(7) menciptakan pembelajaran yang “enjoyment” atau “joyful learning”.
2.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran diartikan
sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar hal ini di tegaskan
oleh Yusufhadi Miarso (1985) dalam bukunya Menyemai Benih-Benih Teknologi
memberikan batasan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Batasan
yang sederhana ini memiliki arti yang sangat luas dan mendalam, mencakup
pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk
tujuan pembelajaran.
Istilah pembelajaran
digunakan untuk menunjukan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja,
dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan,
serta yang pelaksanaanya terkendali.Perlu ditegaskan bahwa dalam proses
pendidikan sering kali seseorang belajar tanpa sengaja, tanpa tahu tujuannya
terlebih dahulu, dan tidak selalu terkendalikan baik dalam artian isi, waktu,
proses maupun hasilnya, namun kedua istilah itu –pendidikan dan pembelajaran- dipakai
secara bergantian (Yusuf hadi Miarso 2009:4)
BAB
III
PEMBAHASAN
Yusufhadi Miarso 2009:4
dalam bukunya Menyemai Benih-Benih Teknologi Pendidikn mengatakan “Berbagai
kajian teoritik maupun empirik menunjukan kegunaan media dalam pembelajaran
sebagai berikut :
3.1 Kegunaan Media
dalam Pembelajaran
a. Mampu memberikan rangsangan yang bervariasi
kepada otak, sehingga otak bisa berfungsi secara optimal
b. Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh para peserta didik
c. Dapat melampaui batas ruang kelas
d. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara
peserta didik dengan lingkungannya
e. Menghasilkan
keseragaman pengamatan
f. Membangkitkan keinginan dan minat baru
g. Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk
belajar
h. Memberikan pengalaman yang i
tegral/menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun yang abstrak.
i. Memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar mandiri
j. Meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new
literac)
k. Mampu meningkatkan efek sosial dengan menginkatnya
kesadaran duni sekitar
l. Dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri
3.2 Pedoman Umum
Penggunaan Media dalam Proses Pembelajaran
a. Tidak ada suatu
media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, masing-masing
media mempunyai kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu pemanfaatan kombinasi
dua atau lebih media akan lebih mampu membantu tercapainya tujuan pembelajaran
b. Didasarkan pada
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. dengan demikian pemanfaatan media
harus menjadi bagian integral dari penyajian pelajaran
c. Mempertimbangkan
kecocokan ciri media dengan karakteristikmateri pelajaran yang disajikan
d. Mnyesuaikan dengan bentuk kegiatan
pembelajaran
e. Disertai persiapan yang cukup
f. Peserta didik perlu
disiapkan terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran
g. Melibatkan partisipasi aktif peserta
3.3 Taksonomi Media
untuk Pembelajaran
Menurut Haney dan Ulmer
ada tiga kategori uama berbagai bentuk media pembelajaran itu : 1. Media yang
mampu menyajikan informasi, karena itu disebut dengan Media Penyaji, 2. Media
yang mengandung informasi dan disebut media obyek, 3 media yang memungkinkan
untuk berinteraksi dan itu disebut media interaktif.
Taksonomi itu dapat
dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
Media Penyaji
Kelompok satu : Grafis,
Bahan cetak dan gambar diam contoh : Poster-poster dan buku-buku cetak
Kelompok dua : Media
proyeksi diam contohnya : Slides (film bingkai), Filmstrip (Film rangkai),
Opaque projector ( Proyektor pantul)
Kelompok tiga : Media
audio
Kelompok Empat : Audio
ditambah Media Visual Diam
Kelompok lima : Gambar
hidup (film)
Kelompo enam : Televisi
Kelompo tujuh :
Multimedia
Media Objek
Media objek adalah
benda tiga dimensi yang mengandung informasi, tidak dalam bentuk penyajian
tetapi melalui ciri-ciri fisik dengan dua katagori : objek yang sebenarnya
(objek alami dan objek pengganti) dan
objek pengganti dikenal dengan reflika, model atau benda tiruan.
Media Interaktif
Karakteristik kelompok
ini adalah peserta didik tidak disuruh memperhatikan penyajian atau objek,
tetapi dipaksa untuk berinteraksi selama mengikuti pelajaran
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Multimedia adalah media
yang menggabungkan dua unsur atau lebih yang terdiri dari teks, grafis, gambar,
audio, video, dan animasi secara terintegrasi. multimedia terbagi menjadi dua
kategori yaitu : multimedia linier dan multimedia interaktif.Penggunaan
teknologi multimedia yang menekankan kepada unsur pembelajaran interaktif telah
membawa persepsi baru dalam era penggunaa komputer dalam bidang pendidikan.
Multimedia terdiri dari beberapa objek, teks, grafik, dan image, bunyi, dan
video.
Multimedia mempunyai
keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media lain. Keistimewaan tersebut adalah
:Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan timbal
balik, artinya Multimedia memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam
menentukan topik proses belajar dan multimedia memberikan kemudahan kontrol
yang sistematik dalam proses belajar.
secara umum manfaat
yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, interaktif,
jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat
ditingkatkan.
4.2 Saran
Semua stikholder dan
user pendidikan harus memahami dan mampu menguasai multimedia saat Multimedia
dijadikan sebagai Pembelajaran yang integral dan modern
Daftar Pustaka
AECT (1977). The
definition of educational technology, Washington DC: AECT, (Edisi Bahasa
Indonsia dengan judul: Definisi Teknologi Pendidikan, Seri Pustaka teknologi
Pendidikan No. 7, 1994). Jakarta: PAU-UT & PT Rajawali.
Brown, James W.,
Richard B. Lewis, Fred F. Harcleroad, AV (1977) Intruction : Technology, media,
and methods, New York : Mc Graw-Hill Book Company.
Criswell, Eleanor L.
(1989). The design of computer-based instruction, New York: Macmillan
Publishing Company.
Dale, Edgar, (1969)
Audio visual methods in teaching, New York: Holt, Rinehart and Winston Inc. The
Dryden Press.
Elida, T. & W.
Nugroho (2003). Pengembangan computer assisted instruction (CAI) pada Praktikum
Mata Kuliah Jaringan Komputer, Jurnal teknologi pendidikan, Vol. 5 no. 1. ISSN
1441-2744.
Gagne, Robert M. and
Leslie J Briggs (1979). Principles of instructional design. New York: Holt,
Rinehart and Winston.
Haggett, Peter (1972).
Geography: A modern synthesis. New York: Harper and Row.
Heinich, Robert,
Michael Molenda, James D. Russel, (1982) Instructional media: and the new
technology of instruction, New York: Jonh Wily and Sons.
Jusufhadi Miarso, dkk.,
(1984) Teknologi komukikasi pendidikan: Pengertian dan penerapannya di
Indonesia. Jakarta: Pustekkom Dikbut dan CV Rajawali.
Kemp, Jerrold E., Gery
Morrison and Stevent M. Ross (1994). Designing efective instruction. New York:
Mc Millan College Publishing Company, Inc.
Depdiknas (2006).
Permendiknas no.22 tentang: Standar Isi
Trini Prastati dan Prasetya Irawan (2001) Media
sederhana.Jakarta: PA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar