MAKALAH
PENDEKATAN
DAN PENERAPAN ICT DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DAN PENGGUNAAN BLOG SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR
DOSEN PEMBIMBING : DR. SAMSUDIN,
M.PD
DIKUMPULKAN : 9 JUNI 2012
DISUSUN OLEH:
Adek Al Munir
Meidyos Uga Yanda
Rumsiah Nova Yani
Sri Kartini,
PROGRAM MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM ASSYAFI’IYAH
JAKARTA
Th. 2012
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberikan beberapa kemudahan
dalam menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. Kita ambil contoh dalam hal ini penggunaan
blog oleh siswa dan guru di sekolah dalam menunjang proses pembelajaran. Dengan
menggunnakan blog akan memberikan banyak kemudahan, termasuk efisiensi waktu
baik bagi guru, siswa maupun sekolah. Apalagi dengan perkembangan teknologi
mobile terkini, akses terhadap jaringan virtual semakin tidak terbatas. Bahkan
dari atas bis kota pun seorang guru dapat dengan mudah memeriksa hasil tugas
yang diberikan kepada siswanya di sekolah, atau memberikan sebuah pencerahan
kepada teman-temannya sesama guru dengan memposting ide-ide kreatif di dalam
blognya ketika ia menemukan ide kreatif itu di sebuah taman, pusat perbelanjaan
atau di manapun tanpa harus menunggu proses yang terlalu panjang seperti zaman
dulu ketika teknologi informasi dan komunikasi belum berkembang seperti saat
ini.
Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) atau Information Communication and Technology (ICT)
di era globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam
mendukung efektifitas dan kualitas proses pendidikan. Isu-isu pendidikan di
Indonesia seperti kualitas dan relevansi pendidikan, akses dan ekuitas
pendidikan, rentang geografi, manajemen pendidikan, otonomi dan akuntabilitas,
efisiensi dan produktivitas, anggaran dan sustainabilitas, tidak akan dapat
diatasi tanpa bantuan TIK. Pendidikan berbasis TIK merupakan sarana interaksi
manajemen dan administrasi pendidikan, yang dapat dimanfaatkan baik oleh
pendidik dan tenaga kependidikan maupun peserta didik dalam meningkatkan
kualitas, produktivitas, efektifitas dan akses pendidikan. (Dr. H. Adie E. Yusuf, M.A. Dosen Pasca Sarjana UNPAK dan
Quality Management Representative SEAMOLEC)
1.2 Tujuan
Makalah ini disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut :
1.
Untuk mendeskripsikan pentingnya pemanfaatan (ICT) dalam kegiatan
pembelajaran
2.
Untuk mendeskripsikan pemanfaatan Blog dalam kegiatan pembelajaran
3.
Untuk mendeskripsikan Aplikasi Pembuatan Blog dalam pembelajaran
4.
Untuk mendeskripsikan Mendesain Paparan
5.
Untuk mendeskripsikan keuntungan dan kelemahan pemanfaatan (ICT)
dalam pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian
Secara sederhana Elston (2007)
membedakan antara Teknologi Informasi (IT) dan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (ICT), yaitu “IT as the technology used to managed information
and ICT as the technology used to manage information and aid communication”.
Sementara itu, UNESCO (2003) mendefinisikan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) sebagai berikut: “ICT generally relates to those technologies
that are used for accessing, gathering, manipulating and presenting or
communicating information. The technologies could include hardware e.g.
computers and others devices, software applications, and connectivity e.g.
access to the internet, local networking infrastructure, and video
conferencing”.
Dalam praktek di lembaga-lembaga
pendidikan baik formal maupun non formal, TIK meliputi komputer, laptop,
network komputer, printer, scanner, video/DVD player, kamera digital,
tape/CD, interactive whiteboards/smartboard. Dengan demikian, perlu ditegaskan
bahwa peran TIK adalah sebagai enabler atau alat untuk
memungkinkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran. Jadi TIK merupakan
sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.
Morsund dalam UNESCO (2003)
mengemukakan cakupan TIK secara rinci yang meliputi sebagai berikut:
·
piranti keras dan piranti lunak
komputer serta fasilitas telekomunikasi
·
mesin hitung dari kalkulator
sampai super komputer
·
perangkat proyektor / LCD
·
LAN (local area network) dan WAN
(wide area networks)
·
Kamera digital, games komputer,
CD, DVD, telepon selular, satelit telekomunikasi dan serat optik
·
mesin komputer dan robot
Sejatinya TIK memiliki potensi
yang besar untuk dapat dimanfaatkan khususnya di bidang pendidikan. Rencana
cetak biru TIK Depdiknas, paling tidak menyebutkan tujuh fungsi TIK dalam
pendidikan, yaitu sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas
pembelajaran, standard kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan,
dan sebagai infrastruktur.
UNESCO telah
mengidentifikasi 4 (empat) tahap dalam sistem pendidikan yang mengadopsi
TIK, yaitu :
1) Tahap emerging;
yaitu perguruan tinggi/sekolah berada pada tahap awal. Pendidik dan tenaga
kependidikan mulai menyadari, memilih/membeli, atau menerima donasi untuk
pengadaan sarana dan prasarana (supporting work performance)
2) Tahap applying;
yaitu perguruan tinggi/sekolah memiliki pemahaman baru akan kontribusi TIK.
Pendidik dan tenaga kependidikanu menggunakan TIK dalam manajemen sekolah dan
kurikulum (enhancing traditional teaching)
3) Tahap infusing;
yaitu melibatkan kurikulum dengan mengintegrasikan TIK. Perguruan
tinggi/sekolah mengembangkan teknologi berbasis komputer dalam lab, kelas, dan
administrasi. Pendidik dan tenaga kependidikan mengekplorasi melalui pemahaman
baru, dimana TIK mengubah produktivitas professional (facilitating learning).
4) Tahap Transforming;
yaitu perguruan tinggi/sekolah telah memanfatkan TIK dalam seluruh organisasi.
Pendidik dan tenaga kependidikan menciptakan lingkungan belajar yang integratif
dan kreatif (creating innovative learning environment) melalui TIK.
Dewasa ini pemanfaatan TIK dalam
pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai mode yang dikenal dengan Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ). Bates (2005) membedakan pendidikan terbuka,
pendidikan jarak jauh dan pendidikan fleksibel sebagai berikut: “Open
learning is a primarily a goal. An essential characteristics of open learning
is the removal of barriers to learning. In distance learning students can study
in their own time, at any place and without face-to-face contact with a
teacher. Flexible learning is the provision of learning in a flexible manner”.
PTJJ merupakan alternatif model
dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan yang luas bagi
peserta didik untuk belajar “kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja”. (Adie
Yusuf).
BAB.III
PEMBAHASAN
3.1. Pentingnya pemanfaatan (ICT) dalam kegiatan
pembelajaran
-
A. Pengertian TIK
-
UNESCO (2004) mendefenisikan bahwa TIK adalah teknologi yang
digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan, mengelola dan mendistribusikan
informasi. Defenisi umum TIK adalah computer, internet, telepon, televise,
radio, dan peralatan audiovisual.
-
Model Pengembangan TIK dalam Pendidikan
-
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan prangkat keras TIK, khususnya
komputer. Teemu Leinonen (2005) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase
sebagaimana dilustrasikan pada gambar berikut:
-
Fase pertama (akhir 1970an – awal 1980an) adalah fase programming,
drill and practice.Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer
yang menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata
pelajaran matematika dan bahasa.
-
Fase kedua (akhir 1980an – awal 1990an) adalah fase computer based
training (CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia).
Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM
dan komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap
proses pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar,
animasi, dan video. Konsep pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini
adalah bahwa manusia memiliki perbedaan.
-
Fase ketiga (awal 1990an) adalah fase Internet-based training (IBT)
(latihan berbasis internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media
pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan
gambar.
-
Fase keempat (akhir 1990an – awal 2000an) adalah fase e-learning
yang merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs
web yang menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus
dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning management system).
-
Fase kelima (akhir 2000) adalah fase social software + free and
open content. Fase ini ditandai dengan banyaknya bermunculan perangkat lunak
pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru
maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan
kebutuhan.
Peranan TIK
dalam pendidikan yang diuaraikan di atas mengisyaratkan bahwa pengembangan TIK
untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah sesuatu yang
mutlak. Dalam Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, program
pengembangan TIK bidang pendidikan akan dilaksanakan melalui tahap-tahap
sebagai berikut.
-
1) Tahap pertama meliputi (a) merancang sistem jaringan yang
mencakup jaringan internet, yang menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat
data dan aplikasi, serta jaringan
internet sebagai sarana dan media komunikasi dan informasi di sekolah, (b)
merancang dan membuat aplikasi database, (c) merancang dan membuat aplikasi
manajemen untuk pengelolaan pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah, dan (d)
merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis web, multimedia,
daninteraktif.
-
2) Tahap kedua meliputi (a) melakukan implementasi sistem pada
sekolah-sekolah di Indonesia yang meliputi pengadaan sarana/prasarana TIK dan
pelatihan tenaga pelaksana dan guru dan (b) merancang dan membuat aplikasi
pembelajaran.
-
3) Tahap ketiga dan keempat adalah tahap memperluas implementasi
sistem di sekolahsekolah.
Penelitian
tentang pengembangan TIK di negara-negara maju dan sedang berkembang menunjukkan
bahwa sekurang-kurangnya ada empat pendekatan mengenai pemanfaatan TIK menurut
UNESCO sebagai berikut :
-
1. Emerging dicirikan
dengan pemanfaatan TIK oleh sekolah pada tahap permulaan. Pada pendekatan ini,
sekolah baru memulai membeli atau membiayai infrastruktur TIK, baik berupa
perangkat keras maupun perangkat lunak.
-
2. Applying dicirikan
dengan sudah adanya pemahaman tentang kontribusi dan upaya menerapkan TIK dalam
konteks manajemen sekolah dan pembelajaran. Para tenaga pendidik dan kependidikan telah
menggunakan TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan manajemen sekolah dan
tugas-tugas berdasarkan kurikulum.
-
3. Infusing menuntut
adanya upaya untuk mengintegrasikan dan memasukkan TIK ke dalam kurikulum. Pada
pendekatan ini, sekolah telah menerapkan teknologi berbasis komputer di
laboratorium, kelas, dan bagian administrasi. Guru berada pada tahap
mengeksplorasi cara atau metode baru di mana TIK mengubah produktivitas dan
pekerjaan profesional mereka.
-
4. Transforming dicirikan
dengan adanya upaya sekolah untuk merencanakan dan memperbaharui organisasinya
dengan cara yang lebih kreatif. TIK menjadi bagian integral dengan kegiatan
pribadi dan kegiatan profesional sehari-hari.
B. TIK / ICT dan sistem pembelajaran di sekolah
Seiring dengan diterapkannya kebijakan otonomi daerah, pengelolaan
pendidikan pada tingkat sekolah juga mengalami perubahan mendasar melalui
gagasan penerapan pendekatan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang dianggap
sebagai paradigma baru dalam pengoperasian sekolah. Pendekatan ini memberi
peran yang lebih luas kepada sekolah. Dengan kata lain, pendekatan ini
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah sehingga manajemen sekolah
memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga
sekolah lebih mandiri. Untuk itu, MBS bertujuan untuk meningkatkan semua
kinerja sekolah (efektivitas, kualitas/mutu, efisiensi, inovasi, relevansi, dan
pemerataan serta akses pendidikan dalam rangka peningkatan mutu Untuk
mewujudkan tujuan tersebut di atas, penerapan TIK perlu dipertimbangkan untuk
membantu pelaksanaan manajemen sekolah yang lebih efektif dan efisien.
Uraian di atas menunjukkan bahwa penerapan TIK di sekolah merupakan
solusi yang paling tepat untuk menunjang peningkatan mutu sekolah termasuk
keberhasila penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan pencapaian
standar nasional pendidikan (SNP). Dengan pemanfaatan TIK, tenaga kependidikan
dan stakeholders lainnya dapat meningkatkan manajemen sekolah dan aliran
informasi yang efisien untuk mendukung pencapaian standar nasional pendidikan
dan proses desentralisasi pendidikan di Indonesia.
2. Pemanfaatan Blog dalam
kegiatan pembelajaran
Perkembangan blog di Indonesia sendiri dimulai sekitar tahun
1999-2000, yang dipelopori oleh orang-orang Indonesia yang bermukim di luar
negeri, di mana mereka memiliki akses informasi yang lebih cepat, terutama dari
lingkungan pergaulan mereka. Konten blog mereka yang sudah berbahasa Indonesia,
umumnya mereka adalah seorang web developer ataupun seorang web designer.
Diambil dari Majalah Komputer Chip Spesial Blogging, edisi Oktober 2007, hlm.
14-17.
Seiring dengan perkembangan TIK dewasa ini, terdapat banyak media
online yang gratis yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Tools
seperti blog, webpage, social networking system (friendster, facebook, tagged,
dan lainnya), dan Content Management System (CMS) bisa digunakan untuk membantu
meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa. Sehubungan dengan
keterampilan menulis, salah satu media efektif yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam keterampilan menulis karena memiliki
karakteristiknya yang relevan adalah media blog.
Blog (bentuk sederhana dari weblog) adalah sebuah laman (situs)
seseorang yang sering di update yang sering disebut dengan jurnal (diari)
online (Rouf dan Sopyan, 2007). Dewasa ini, blog berkembang sangat pesat
seiring perkembangan TIK di Indonesia. Hampir semua orang memiliki blog, mulai
dari artis, politikus, guru, dosen sampai mahasiswa karena proses membuatnya
sangatlah mudah. Dengan memiliki blog yang juga berarti memiliki jurnal online,
mahasiswa dapat menulis apapun yang mereka senangi, dimana mereka bisa edit dan
publikasikan sesering mereka mau, yang juga bisa menjadi media agihan (sharing)
bagi semua audiens, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, bahkan ke luar
negeri yang tidak bisa dibayangkan mengingat jurnal tersebut bersifat online.
Sehubungan dengan peningkatan kemampuan menulis, pemanfaatan media
blog sangatlah sesuai dengan karakteristik pembelajaran menulis. Dengan blog,
mahasiswa bisa menulis apapun pada bagian blog yang telah ada, termasuk memberi
tambahan penekanan atau informasi dengan media lain yang juga telah tersedia,
seperti audio, video, atau link ke alamat laman (situs) relevan lainnya. Secara
teknis, membuat blog tidaklah sulit, karena tidak memerlukan pengetahuan
pemrograman dan sintaks yang rumit. Mahasiswa hanya tinggal mengisi slot-slot
yang sudah ada, seperti halnya mengetik, kemudian tinggal dipublikasikan dan
blog mereka sudah bisa dilihat oleh seluruh orang didunia. Jika ada kesalahan,
hal tersebut bisa langsung diperbaiki. Jadi, membuat blog sangatlah mudah,
sepanjang ada koneksi.
Blog sebagai wadah curahan ide dan tulisan mahasiswa akan sangat
bermanfaat bagi mereka karena blog sebagai media online mampu memberikan
audiens riil bagi tulisan mahasiswa. Jika selama ini, dosen adalah satu-satunya
orang yang membaca tulisan mahasiswa, dengan media blog, tulisan mereka dapat
dibaca oleh teman-teman mereka, baik yang sekelas maupun di luar kelas, bahkan
di tempat-tempat lain, orang tua mereka, dan mereka yang memiliki akses ke
internet. Tanpa disadari, potensi audiens riil ini memberikan ‘tuntutan’
sekaligus kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan hasil karya mereka yang terbaik.
Diharapkan hal ini juga akan memberikan motivasi yang lebih baik bagi
peningkatan kompetensi menulis mahasiswa.
Dengan memanfaatkan blog sebagai media jurnal online dalam
pembejaran menulis, kompetensi menulis mahasiswa dapat ditingkatkan. Peningkatan
kompetensi ini diharapkan berimbas pada peningkatan kompetensi berbahasa
Inggris mahasiswa yang meliputi aspek-aspek keterampilan bahasa lainnya, yaitu
menyimak, membaca, dan berbicara serta komponen-komponen bahasa, seperti
pelafalan, struktur, pilihan kata, kosakata, dan lainnya. Dengan meningkatnya
kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa, diharapkan kualitas pembelajaran dapat
meningkat.
3. Aplikasi Pembuatan Blog
dalam pembelajaran
-
Blogger (http://www.blogspot.com): adalah sebuah layanan publikasi blog
yang didirikan oleh Pyra Labs, dan diakuisisi oleh Google pada tahun 2003.
-
Blogsome (http://www.blogsome.com): adalah salah satu hosting blog
yang mempergunakan WordPress sebagai engine blog.
-
Multiply (http://www.multiply.com): adalah sebuah situs jaringan
sosial dengan fitur yang memungkinkan orang untuk saling-berbagi beberapa
media, seperti foto, video, maupun blog. Multiply.com menyediakan layanan blog.
Blog yang di-posting ke Multiply.com dapat secara otomatis diteruskan ke akun
LiveJournal, Blogger atau TypePad.
-
WordPress (http://www.wordpress.com): adalah sebuah perangkat lunak
blog yang ditulis dalam PHP dan mendukung sistem basis data MySQL. WordPress
adalah penerus resmi dari b2cafelog yang dikembangkan oleh Michel Valdrighi.
Nama WordPress diusulkan oleh Christine Selleck, teman dari ketua developer,
Matt Mullenweg. Rilis terbaru WordPress adalah versi 2.7. WordPress
didistribusikan dengan lisensi GNU General Public License.
Menurut Association Educational Comunication and Tehnology AECT
(As’ari, 2007) sumber belajar yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa
data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik
secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai
tujuan belajar.
Sumber belajar menurut AECT (Suratno, 2008) meliputi semua sumber
yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk
gabungan, biasanya dalam situasi informasi, untuk memberikan fasilitas belajar.
Sumber itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan tata tempat.
Sudjana (Suratno, 2008), menuliskan bahwa pengertian Sumber Belajar
bisa diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit
diarahakan pada bahan-bahan cetak. Sedangkan secara luas tidak lain adalah daya
yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Pada dasarnya sumber belajar yang di pakai dalam pendidikan adalah suatu sistem yang terdiri dari
sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan di buat agar
memungkinkan siswa belajar secara individual. Untuk menjamin bahwa sumber
belajar tersebut adalah sumber belajar yang cocok, gambar tersebut harus
memenuhi persyaratan, Fred Percipal (1998) ada Tiga Persyaratan Sumber Belajar
yaitu sebagai berikut:
·
Harus tersedia dengan cepat
·
Harus memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri
·
Harus bersifat individual, misalnya harus dapat memenuhi berbagai
kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri’
Guru sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan
seyogyanya harus mengerti dan cakap dalam mencari dan memakai sumber belajar
yang ada mampu berperan sebagai komunikator, fasilitator, dan motivator dalam
menumbuhkan kreatifitas siswa untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar. Pihak sekolah juga harus memperhatikan kebutuhan akan sumber belajar
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat menghasilkan keluaran
yang berkualitas.
Hakekatnya pembelajaran secara umum dilukiskan Gagne sebagai upaya
yang tujuannya adalah membantu orang belajar. Peristiwa pembelajaran terjadi
apabila peserta didik secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar yang
diatur oleh guru. Dalam interaksi pembelajaran tersebut, setiap peserta didik
diperlakukan sebagai manusia yang bermartabat, yang minat dan potensinya perlu
diwujudkan secara optimal.
Kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran
yang dilakukan yaitu strategi pengorganisasian pembelajaran makro dan mikro,
strategi penyampaian pembelajaran, serta strategi pengelolaan pembelajaran di
bawah kondisi
yang ada yaitu karakteristik tujuan, karakteristik isi, kendala,
dan karakteristik peserta didik. Hasil pembelajaran adalah semua efek yang
dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode di
bawah kondisi yang berbeda. Efek ini bisa berupa efek yang disengaja dirancang
oleh sebab itu merupakan efek yang diinginkan, dan juga berupa efek nyata
sebagai hasil penggunaan metode pembelajaran tertentu.
Menurut Nana Sudjana (2001: 2), ada beberapa alasan berkenaan
dengan pemanfaatan media, di antaranya; pelajaran akan lebih menarik perhatian
siswa, bahan pelajaran akan lebih
mudah dipahami oleh siswa, metode
mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan
belajar. Bahkan penggunaan media akan
dapat mempertinggi kualitas proses dan hasil pengajaran, dari berfikir kongkret
ke berpikir abstrak.
Bates (1995) menekankan bahwa diantara media-media lain,
interaktivitas multimedia atau media lain yang berbasis komputer adalah yang paling
nyata (overt). Interaktivitas nyata di sini adalah interaktivitas yang
melibatkan fisik dan mental dari pengguna saat mencoba program multimedia.
Sebagai perbandingan media buku atau televisi sebenarnya juga menyediakan
interaktivitas, hanya saja interaktivitas ini bersifat samar (covert) karena
hanya melibatkan mental pengguna.
Pemakaian Komputer dalam Kegiatan Pembelajaran
Untuk Tujuan Kognitif
Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip,
langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat
menjelaskan konsep tersebut dengan dengan sederhana dengan penggabungan visual
dan audio yang dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran
mandiri.
Untuk Tujuan Psikomotor
Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games &
simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa
contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam
medan yang paling berat dan sebagainya.
Untuk Tujuan Afektif
Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip
suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun
dapat dilakukan mengunakan media komputer.
Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Media Pembelajaran Modern
Internet memiliki banyak fasilitas yang telah digunakan dalam
berbagai bidang, seperti militer, media massa, bisnis, dan juga untuk
pendidikan. Fasilitas tersebut antara lain: e-mail, Telnet, Internet Relay
Chat, Newsgroup, Mailing List (Milis), File Transfer Protocol (FTP), atau World
Wide Web (WWW). Di antara banyak fasilitas tersebut menurut Onno W. Purbo
(1997), “ada lima aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk
keperluan pendidikan, yaitu e-mail, Mailing List (milis), News group, File
Transfer Protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW)”.
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses komunikasi
informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi
pendidikan, yang memiliki unsur pendidik sebagai sumber informasi, media
sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik
itu sendiri (Oetomo, 2004). Beberapa bagian unsur ini mendapat sentuhan media
teknologi informasi, sehingga
mencetuskan lahirnya ide tentang
e-learning (Utomo, 2001)
BAB.IV
KESIMPULAN
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat telah merambah berbagai
aspek kehidupan manusia, termasuk menyentuh dunia pendidikan. Karena itu,
sekolah dan guru tidak dapat mengelak dari trend ini hanya karena persoalan
anggaran atau pun persoalan keterbatasan akses dan wawasan. Satu hal yang harus
dilakukan adalah melangkah maju dan menceburkan diri tanpa ragu ke dalam arus
teknologi ini untuk kemajuan dunia pendidikan kita.
Guru
sejatinya memberi contoh kepada siswa bahwa teknologi merupakan suatu
keniscayaan yang sedang dihadapi, sehingga penguasaan teknologi adalah sesuatu
yang harus direbut oleh siswa. Pemanfaatan teknologi infomasi dan komunikasi
dalam kegiatan pembelajaran perlu diusahakan oleh guru sesuai dengan kemampuan
masing-masing sekolah dan guru bersangkutan.
Bahwa
terdapat tantangan-tantangan seperti keterbatasan anggaran untuk melengkapi
infrastruktur yang mendukung pada penguasaan teknologi informasi dan komunikasi
ini adalah fakta, namun satu hal yang perlu dilakukan adalah membuat satu
langkah awal yang mengarah pada penguasaan teknologi baik oleh guru maupun oleh
siswa. Satu langkah awal selalu diikuti oleh langkah berikutnya dan terkadang
oleh suatu lompatan besar. Karena itu, sekolah dan guru harus memprioritaskan penguasaan
dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam program prioritas.
Saran
Adapun
saran yang akan disampaikan berdasarkan pada uraian pada makalah ini adalah:
1.
Perlu diadakan pelatihan internet dan aplikasi tertentu seperti
microsoft Office khususnya powerpoint, aplikasi membuat animasi, Blog, website,
email, internet untuk para guru di setiap sekolah agar para guru mampu
melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis ICT.
2.
Alokasi anggaran untuk pelatihan dan penyediaan infrastruktur ICT dalam
RAPBS perlu mendapatkan porsi yang besar untuk mendukung akselerasi penguasaan
teknologi oleh guru dan siswa.
3.
Perlu adanya komunikasi yang intensif dan produktif terutama antara
pihak sekolah dengan masyarakat khususnya komite sekolah dalam menentukan
prioritas anggaran sekolah dan menentukan besaran anggaran yang dapat diperoleh
dari masyarakat.
4.
Perlu adanya kesamaan persepsi diantara guru tentang pentingnya
teknologi informasi dan komunikasi dengan memprioritaskan kepemilikan personal
computer (PC) di rumah masing-masing dengan spesifikasi yang memadai untuk
mengakses internet.
1.
Perlu adanya dialog dengan masyarakat sebagai stockholder
pendidikan tentang program-program sekolah untuk mendapatkan support dan
dukungan dari masyarakat dan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap
keberhasilan program sekolah. Akhirnya, berhasil tidaknya kita meningkatkan
penggunaan TIK/ICT ini tergantung pada kemauan kita yaitu : pimpinan, guru,
siswa,TU dan seluruh komponen yang ada di sekolah. Pemerintah sudah memfasilitasi,
tinggal kita memanfaatkan dengan sepenuh hati.
DAFTAR PUSTAKA
AECT. 1977. Selecting Media for Learning. Washington DC:
Association for Education Communication and Technology.
Arif Sadiman, S, Raharjo, R, Anung Haryono. 1986. Media Pendidikan.
Jakarta: CV. Rajawali.
Barbara B. Seels, Rita C. Richey. 1994. Instructional Technology:
The definition and Domains of the Field.Washington, DC: Associations and
Technology.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1983. Teknologi
Instruksional. Jakarta: Ditjen Dikti, Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan
Tinggi.
Gagne, R.M., & Briggs, L.J., 1979. Principles of Instructional
Design, New York: Holt, Renerhart and Winston.
Henry & Perceval, Elington, Fred. 1984. A Handbook of
Educational technology. London: Kogan Page Ltd. Pentoville Road.
Regeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An
Overview f their Current Status.Hillsdale, N.J: Lawrence Erlbaum Associates,
3-36.
Suthardhi, SD. 1981. “Pemanfaatan Alam Sekitar sebagai Sumber Belajar
Anak”. Analisis Pendidikan. Depdikbud. Jakarta Tahun II. (1) 146-159.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar